Sabtu, 03 Oktober 2015

teori elaborasi

Makalah Strategi Pendidikan

Tentang Model Pembelajaran Elaborasi
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA KELOMPOK III :
ü  Ika Putri Hernia Tanjung
ü  Desi Puspita

Dosen Pembimbing :Siti Halimah M,Pd
                                                SEM/JUR : V/PAI –IV










UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI MEDAN
FAKULTAS  TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
            JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN  ISLAM
         2015-2016





KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah swt, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini mengenai “Model Pembelajaran Elaborasi”.
 Tak lupa penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada  selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi Pembelajaran dan pihak-pihak yang telah mendukung penulis dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini berisi mengenal Pengertian, Teori dari model pembelajaran elaborasi dengan materi “Thaharah” untuk lebih memahami mengenai Model Elaborasi.

Apabil dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan baik secara struktural penulisan maupun isi materi yang diuraikan di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini semakin baik dan berguna di kemudian hari.

Demikianlah makalah ini penulis buat, atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.




BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
            Dunia pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajran,dalam berbagai aspek. Mulai dari visi, misi, tujuan, progrm, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi bagi seorang pendidik, pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien dan menarik. Teori Elaborasi pengajaran pada awalnya dikemukakan oleh Reigeluth  dan Stein (1983). Teori Elaborasi yang memiliki komponen yaitu :urutan elaborative urutan utama pembelajaran, rangkuman (summarizer), Sintesis (syntherizer), analogi, pengaktif strategi kognitif (cognitive strategy activator) dan kontro belajar memberikan kemungkinan yang sangat luas untuk mewujudkan kompetensi tersebut.
 Dengan model ini dapat dilakukan penstrukturan materi pelajaran berdasarkan kompetensi yang akan dibina, demikian pula Pengelaborasian topik secara optimal sesuai kebutuhan, melaksanakan proses pembelajran yang berorientasi pada paradigma baru, dengan peristiwa-peristiwa pmbelajaran seperti memberikan rangkuman, sintesa dan analogi, serta senantiasa mengaktifkan strategi kognitif da memberikan kebebasan peserta didik.
            Lebih dari itu, sebaik apapun materi pembelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model dan metode pembelajaran yang tepat, pelajaran tidak akan mendatangkan hasil maksimal. Strategi pembelajaran Elaborasi adalah strategi belajar yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang sesorang sudah ketahui sebelumnya.
Teori ini mulai pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak. Teori in juga dimulai dari bagian yang sederhana menuju rangkaian yang lebih kompleks, dan memeberikan tinjauan serta kesimpulan dengan secara sistematis.








BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
            Sebelum kita membahas tentang model- model pembelajaran elaborasi, terlebih dahulu akan kita kaji apakah yang dimaksud dengan model. Secara kaffah model dinamakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif. Sebagai contoh, model pesawat terbang, yang terbuat dari kayu, plastik, dan lem adalah model nyata dari pesawat terbang. Sedangkan model pembelajaran adalah suatu perencanaan ata suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce menyatakan bahwa setiap model pembeljaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
            Dengan demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model pembelajran yang telah diketahui. Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran,maka seorang guru dan dosen akan merasakan adanya kemudahan didalam pelaksanaan pembelajran dikelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tutas sesuai yang diharapkan.[1]
            Sebelum pelaksanaan proses pembelajran di kelas dilakukan, seoran guru terlebih dahulu harus menata, mengorganisasikan isi pembelajran yang akan di ajarkan. Hal ini perlu dilakukan agar isi pembelajaran yang diajarkan mudah dipahami siswa. Slah sati cara untuk menata dan mengorganisasikan isi pemblajaran adalah dengan menggunkan teori elaborasi. Penggunaan teori elaborasi untuk melakukan penataan dan pengorganisasian isi pembelajaran didasari atas beberapa pertimbangan:
a.    Penggunaan teori elaborasi telah terbukti dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
b.    Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c.    Teori elaborasi memiliki cara-cara sistematis dalam mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks.

Demikian pula selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu menumbuhkan, meningkatkan, dan mempertahankan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar siswa yang tinggi, kiranya sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, guru harus mampu menerapkan strategi motivasional dalam tindak pembelajrannya. Pada dasarnya bnayak strategi motivasionl yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.[2]


B.TEORI ELABORASI
            Strategi atau teori elaborasi dikategorikan sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro. Teori elaborasi mendeskripsikan cara-cara  pengorganisasianisi pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci.Pengurutan isi pembelajaran dari yang bersifat umum ke rinci dilakukan dengan :
a.       Langkah pertama dimulai dengan menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yangdipelajari),
b.      Langkah selanjutnya mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci.

1.    Komponen Teori Elaborasi
Dalam melakukan pengorganisasian isi pembelajaran harus mmerhatikan komponen-komponen yang dijadikan dasar teori elaborasi. Pada dasarnya terdapat tujuh komponen strategi yang diintegrasikan dalam teori elaborasi (Reigeluth, 1983) yaitu sebagai berikut :
a.       Urutan elaboratif,
b.      Urutan persyarat belajar,
c.       Rangkuman
d.      Sintesis
e.       Analogi
f.       Pengaktif strategi kognitif,dan
g.      Kontrol belajar.[3]


a.                  Urutan Elaboratif
Yang dimaksud dengan urutan elaboratif dalah urutan isi pembelajaran dari yang bersifat sederhana ke kompleks atau dari yang bersifat umum ke rinci. Dalam membuat dan melakukan urutan elaboratif, harus memerhatikan dua hal pokok, yaitu :
1)      Penyajian isi bidang studi pada tingkat umum mengepitomasi (bukan merangkum) bagian isi yang lebih rinci, dan
2)      Epitomasi dibuat atas dasar satu tipe struktur isi bidang studi.
b.                  Urutan Prasyarat Belajar
Urutan persyarat belajar adalah struktur yang menunjukkan konsep, prosedur,atau prinsip lain bisa di pelajari.
c.                   Rangkuman
Rangkuman adalah tinjauan kembali (review) terhadap apa yang telah dipelajari. Rangkuman dibuat karena sangat penting untuk mempertahankan retensi (daya ingat). Demikian pula rangkuman berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat mengenai isi bidang studiyang telah dipelajari siswa.
            Dalam teori elaborasi rangkuman diklasifikasikan menjadi dua, yaitu rangkuman intenal dan rangkuman eksternal. Rangkuman internal (internal summarizer)diberikanpada setiap akhir suatupelajaran dan
Hanya merangkum isi bidang studi yang di ajarkan. Rangkuman eksternal (within-set summarizer)diberikan setelahbeberapa kali pelajaran, yang merangkum semua isi yang telah dipelajari dalam beberapa kali pelajaran itu.
d.                  Pesintesis
Pesintesis berfungsi untuk menunjukkan kaitan-kaitan diantara konsep,prosedur, atau prinsip yang di ajarkan. Pesintesis sangat penting karena akan menunjukan sejumlah keterkaitan dan hubungan antara konsep,prosedur, dan prinsip sehingga dapat memudahkan pemahaman tentasuatu konsep, kebermaknaan dengan jalan menunjukkan konteks suatu konsep, prosedur atau prisip pada bagian isi yang lebih luas[4], sekaligus juga dapat memberi pengaruh motivasional pada siswa[5]. Membuat  cara dengan kaitan-kaitan diantara pengetahuan yang baru dengan yang lama, yang telah dimiliki oleh siswa, pesintesis juga berpeluang untuk meningatkan retensi.[6]
e.                   Analogi
Analogi dibuat untuk dapat memudahkan pemahaman terhadap pengetahuan yang baru dengan cara membandingkannya dengan pengetahuan yang sudah dikenal oleh siswa.[7] Analogi menggambarkan persamaan antara pengetahuan yng baru dengan pengetahuan lain yang berada di luar cakupan pengetahuan yang sedang dipelajari. Disamping itu, analogi dapat dipakai  untuk memperjelas suatu konsep, prosedur, prinsip, atau teori sehingga mudah dipahami siswa.

f.                   Pengaktifan Strategi Kognitif
Strategi kognitif adalah keterampilanyang diperlukan siswa untuk mengatur proses ketika belajar, mengingat, dan berpikir. Siswa mampu mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya. Siswa dapat menyebutkan kembali ketika ditanya oleh guru.[8] Strategi kognitif hendaknya diaktifkan selama pembelajaran berlangsung. Pembelajaran akan menjadi lebih efektif apabila guru mampu mendorong siswa, baik secara sadar ataupun tidak, untuk menggunakan strategi kognitif yang sesuai.
1)      Dengan merancang pembelajran sedemikian rupa sehingga siswa dipaksa untuk menggunakannya. Cara ini disebut dengan embedded strategy. Dalam pelaksanaannya, sering kali siswa menggunakannya secara tidak sadar.Embedded Strategy activator bisa berupa gambar atau diagram bahkan pertanyaan-pertanyaan penuntun (adjunct_qustions) juga dapat dipakai untuk memnuhi maksud ini, yaitu sebagai embedded strategy activator/
2)      Dengan menyuruh siswa menggunakannya. Cara ini disebut dengan detached strategy. Cara ini tepat dipakai apabila siswa sudah pernah belajar bagaimana menggunakan strategi kognitif ini. contohnya, “sekarang buatlah diagram untuk menunjukkan proses yang baru saja diajarkan!”, atau “pikirkan sebuah analogi untuk memperjelas ide yang baru saja dibicarakan”.[9]


                                                                                   
g.              Kontrol Belajar
Menurut Merrill, konsepsi mengenai kontrol belajar terkait dengan kebebasab siswa dalam melakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen pembelajaran yang ingin digunakan, dan strategi kognitif yang ingin digunkan.[10]

2.      Model elaborasi
Teori elaborasi dilandasi atas bebrapa prinsip yang menjadi dasar dalam melakukan pengorganisasian isi pembelajaran. Menurut Degeng ada tujuh prinsip yang menjadi teori elaborasi yaitu :
a.       Penyajian kerangka isi
b.      Elaborasi secara bertahap
c.       Bagian terpenting disajikan pertama kali
d.      Cakupan optimasi elaborasi
e.       Penyajian pensitensis secara bertahap
f.       Penyajian jenis pensitensis
g.      Tahapan pemberian rangkuman
Secara umum prinsip-prinsip yang mendasarai model elaborasi adalah sebagai berikut :

a.       Prinsip pertama adalah penyajian kerangka isi. Dalam teori elaborasi, penyajian kerangka isi ditempatkan pada fase yang paling awal dari keseluruhan proses pembelajaran.
b.      Prinsip kedua adalah berkaitan dengan tahapan dalam melakukan elaborasi isi pembelajaran. Elaborasi tahap pertama akan mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam kerangka isi, elaborasi tahapa kedua akan mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam elaborasi tahap pertama, dan begitu seterusnya.
c.       Prinsip ketiga adalah berkaitan dengan penekanan bahwa bagian yang pentinglah yang harus disajikan pertama kali. Guna menentukan penting atau tidak suatu bagian ditentukn oleh sumbangannya untuk memahami keselurhan isi bidang studi.
d.      Prinsip keempat berkaitan dengan kedalaman dan keluasan elaborasi. Setiap elaborasi hendaknya dilakukan cukup singkat agar konstruk (fakta,konsep, prinsip, atau prosedur) dapat diterima dengan baik oleh siswa.
e.       Prinsip kelima berhubungan dengan penyajian pensistensis. Penyajian pensitensis dilakukan secara bertahap, yaitu setelah setiap kali melakukan elaborasi, secara khusus dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan diantara konstruk-konstruk yang lebih rinci yang baru diajarkan, dan untuk menunjukkan konteks elaborasi dalam epitome.
f.       Prinsip keenam berhubungan dengan penyajian jenis pesintesis. Pesintesis yang fungsinya sebagai pengait satuan-satuan konsep, prosedur atau prinsip-prinsip hendaknya disesuaikan dengan tipe isi bidang studi.
g.      Prinsip ketujuh pemberian rangkuman. Rangkuman yang dimaksud untuk mengadakan tinjauan ulang mengenai isi bidang studi yang sudah dipelajari dan hendaknya diberikan sebelum penyajian pesintesis.
C. STRATEGI PENGOGANISASIAN PEMBELAJARAN MODEL ELABORASI
Reigeluth mengklasifikasikan variabel metode pembelajaran tersebut dalam tiga kelompok, yaitu (1)strategi pengorganisasian (2)strategi penyampaian(3)strategi pengelolaan, Pembelajaran Elaborasi (dari Reigeluth & Kim)
Disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah metode mengajar yang memulai pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak[11]
Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pengajaran. Mengorganisasikan mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram,format dan lainnya yang setingkat dengan itu..
Strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa dan menerima serta merespons masukan yang berasal dari siswa. Media pengajaran merupakan bidang kajian utama drai strategi ini.
Sedangkan strategi pengelolaan adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel metode pengajaran lainnya, yakni variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran.
D. Model Elaborasi dengan metode Instruksional
            Sesuai dengan model pembelajran Elaborasi, yang semuanya menggunakan metode Instruksional. Metode instruksional merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, dan memberi contoh. Berikut ini akan diutarakan berbagai metode Instruksional yang diterapkan didalam model pembelajran Elaborasi :
1.         Metode Ceramah (Lecture)
Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau metode dosen, metode ini lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen, karena dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan bnayak mahsiswa yang mengikuti perkuliahan. Metode ceramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta, pada akhir perkuliahanditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa, namun demikian pada sekolah tingkat lanjutan metode ceramah dapat dipergunakan oleh guru, dan metode ini divariasi dengan metode lain.
2.          Metode Demonstrasi
Penggunaan metode Demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat emiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melakasanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersbut harus dimiliki oleh guu dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru.  Metode demonstrasi ini snagat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan seperti : Bagaimana prosesnya ? Terdiri dari unsur apa ?
3.             Metode Deduktif
Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau ontoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis kebentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang  bersifat khusus.
4.             Meode Induktif
Metode Induktif ini dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras menemukan atau menyimpulkan prinsip-prinsip dasardari Pelajaran tersebut.[12]
















BAB III
KESIMPULAN

Menurut Reigeluth bahwa Teori Elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajara dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Elaborasi juga bermakna sebuah proses penambahan pengetahian yang berhubungan pada informasi yang sedang dipelajari. Pembelajran Elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya. Elaborasi adalah mengorganisasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, sepeti adegan, pemandangan, tempat, atau cerita.
Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan. Teori Elaborasi ini memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak.







DAFTAR PUSTAKA

Made Wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta:2011
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,Putra Grafika Jakarta :2011.
Reigeluth, C.M.,Intruktional Design Theories and Models:An Overview of Their Current Status. Lawrence Erlbaum Associates, New York : 1983
Ausubel, D.P. Educational Psychology: A cognitive View. Holt Rienhart and Winston, New York:1968.
Keller,J.M. The Systematic Process of Motivational Design.Performance & Instruction. :1983.
Degeng, N.S.Ilmu Pembelajaran:Taksonomi Variabel.Dirjen Dikti, Jakarta:1989
Rigney, J.W.Learning Strategies: A Theoritical Perspective. Dalam H.F.,O-Niel, Jr (Ed):Learning Strategies.Academic Press, New York: 1978
Merril, D.M.Hierarchial and Information Processing Task Analysis: A Comparison. Journal of Instruktional Develoment:1979
Hamzah.Model Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara: 2011
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontriktivistik, Gaung Persada Press, Jakarta:2008.





[1]Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,hal 21
[2] Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Made Wena, hal.24
[3] Reigelut, Intruktional Design Theories and Models
[4] Ausubel,Educational Psychology1968
[5]Keller, The Systematic Process of Motivational Design.Performance & Instruction.1983
[6] Degeng, Ilmu Pembelajaran:Taksonomi Variabel
[7] Regigeluth, Intruktional Design Theories and Models
[8] Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivisme, hal.34
[9] Rigney, Learning Strategies: A Theoritical Perspective
[10] Merril, Hierarchial and Information Processing Task Analysis
[11] Charles. M. Reigeluth, Scope and Sequence Decisions for Quality Instruction, (U.S.A: Indiana University, 1998) hal. 26

[12] Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivisme, hal. 74