Makalah Strategi
Pendidikan
Tentang
Model Pembelajaran Elaborasi
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA KELOMPOK III :
ü Ika
Putri Hernia Tanjung
ü Desi
Puspita
Dosen Pembimbing :Siti Halimah M,Pd
SEM/JUR
: V/PAI –IV
UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI MEDAN
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2015-2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami
ucapkan kepada Allah swt, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Adapun makalah ini mengenai “Model Pembelajaran Elaborasi”.
Tak lupa penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada selaku dosen pembimbing mata
kuliah Strategi Pembelajaran dan pihak-pihak yang telah mendukung penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah ini berisi
mengenal Pengertian, Teori dari model pembelajaran elaborasi dengan materi
“Thaharah” untuk lebih memahami mengenai Model Elaborasi.
Apabil dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan baik secara struktural penulisan maupun
isi materi yang diuraikan di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini
semakin baik dan berguna di kemudian hari.
Demikianlah makalah ini
penulis buat, atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dunia
pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam
pembelajran,dalam berbagai aspek. Mulai dari visi, misi, tujuan, progrm,
layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi bagi seorang pendidik,
pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan
itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien
dan menarik. Teori Elaborasi pengajaran pada awalnya dikemukakan oleh
Reigeluth dan Stein (1983). Teori
Elaborasi yang memiliki komponen yaitu :urutan elaborative urutan utama
pembelajaran, rangkuman (summarizer), Sintesis (syntherizer), analogi,
pengaktif strategi kognitif (cognitive strategy activator) dan kontro belajar
memberikan kemungkinan yang sangat luas untuk mewujudkan kompetensi tersebut.
Dengan model ini dapat
dilakukan penstrukturan materi pelajaran berdasarkan kompetensi yang akan
dibina, demikian pula Pengelaborasian topik secara optimal sesuai kebutuhan,
melaksanakan proses pembelajran yang berorientasi pada paradigma baru, dengan
peristiwa-peristiwa pmbelajaran seperti memberikan rangkuman, sintesa dan
analogi, serta senantiasa mengaktifkan strategi kognitif da memberikan
kebebasan peserta didik.
Lebih
dari itu, sebaik apapun materi pembelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi
dengan model dan metode pembelajaran yang tepat, pelajaran tidak akan
mendatangkan hasil maksimal. Strategi pembelajaran Elaborasi adalah strategi
belajar yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang sesorang sudah
ketahui sebelumnya.
Teori ini mulai
pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar
tetapi tidak abstrak. Teori in juga dimulai dari bagian yang sederhana menuju
rangkaian yang lebih kompleks, dan memeberikan tinjauan serta kesimpulan dengan
secara sistematis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Sebelum
kita membahas tentang model- model pembelajaran elaborasi, terlebih dahulu akan
kita kaji apakah yang dimaksud dengan model. Secara kaffah model dinamakan sebagai suatu objek atau konsep yang
digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan
dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif. Sebagai contoh, model
pesawat terbang, yang terbuat dari kayu, plastik, dan lem adalah model nyata
dari pesawat terbang. Sedangkan model pembelajaran adalah suatu perencanaan ata
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce menyatakan bahwa setiap model
pembeljaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu
peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dengan
demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk
mempelajari dan menambah wawasan tentang model pembelajran yang telah
diketahui. Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran,maka seorang
guru dan dosen akan merasakan adanya kemudahan didalam pelaksanaan pembelajran
dikelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses
pembelajaran dapat tercapai dan tutas sesuai yang diharapkan.[1]
Sebelum pelaksanaan proses pembelajran di kelas
dilakukan, seoran guru terlebih dahulu harus menata, mengorganisasikan isi
pembelajran yang akan di ajarkan. Hal ini perlu dilakukan agar isi pembelajaran
yang diajarkan mudah dipahami siswa. Slah sati cara untuk menata dan mengorganisasikan
isi pemblajaran adalah dengan menggunkan teori elaborasi. Penggunaan teori
elaborasi untuk melakukan penataan dan pengorganisasian isi pembelajaran
didasari atas beberapa pertimbangan:
a. Penggunaan
teori elaborasi telah terbukti dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan.
b. Dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Teori
elaborasi memiliki cara-cara sistematis dalam mengurutkan isi pembelajaran dari
mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks.
Demikian
pula selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu menumbuhkan,
meningkatkan, dan mempertahankan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi
belajar siswa yang tinggi, kiranya sulit bagi guru untuk mencapai hasil
pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, guru harus mampu menerapkan
strategi motivasional dalam tindak pembelajrannya. Pada dasarnya bnayak
strategi motivasionl yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.[2]
B.TEORI ELABORASI
Strategi
atau teori elaborasi dikategorikan sebagai strategi pengorganisasian isi
pembelajaran tingkat makro. Teori elaborasi mendeskripsikan cara-cara pengorganisasianisi pembelajaran dengan
mengikuti urutan umum ke rinci.Pengurutan isi pembelajaran dari yang bersifat
umum ke rinci dilakukan dengan :
a.
Langkah pertama dimulai dengan
menampilkan epitome (struktur isi
bidang studi yangdipelajari),
b.
Langkah selanjutnya mengelaborasi
bagian-bagian yang ada dalam epitome secara
lebih rinci.
1.
Komponen
Teori Elaborasi
Dalam melakukan pengorganisasian isi
pembelajaran harus mmerhatikan komponen-komponen yang dijadikan dasar teori
elaborasi. Pada dasarnya terdapat tujuh komponen strategi yang diintegrasikan
dalam teori elaborasi (Reigeluth, 1983) yaitu sebagai berikut :
a.
Urutan elaboratif,
b.
Urutan persyarat belajar,
c.
Rangkuman
d.
Sintesis
e.
Analogi
f.
Pengaktif strategi kognitif,dan
g.
Kontrol belajar.[3]
a.
Urutan
Elaboratif
Yang dimaksud
dengan urutan elaboratif dalah urutan isi pembelajaran dari yang bersifat
sederhana ke kompleks atau dari yang bersifat umum ke rinci. Dalam membuat dan
melakukan urutan elaboratif, harus memerhatikan dua hal pokok, yaitu :
1)
Penyajian isi bidang studi pada tingkat
umum mengepitomasi (bukan merangkum) bagian isi yang lebih rinci, dan
2)
Epitomasi dibuat atas dasar satu tipe
struktur isi bidang studi.
b.
Urutan
Prasyarat Belajar
Urutan
persyarat belajar adalah struktur yang menunjukkan konsep, prosedur,atau
prinsip lain bisa di pelajari.
c.
Rangkuman
Rangkuman
adalah tinjauan kembali (review)
terhadap apa yang telah dipelajari. Rangkuman dibuat karena sangat penting
untuk mempertahankan retensi (daya ingat). Demikian pula rangkuman berfungsi
untuk memberikan pernyataan singkat mengenai isi bidang studiyang telah
dipelajari siswa.
Dalam teori elaborasi rangkuman diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu rangkuman intenal dan rangkuman eksternal. Rangkuman
internal (internal summarizer)diberikanpada
setiap akhir suatupelajaran dan
Hanya
merangkum isi bidang studi yang di ajarkan. Rangkuman eksternal (within-set summarizer)diberikan
setelahbeberapa kali pelajaran, yang merangkum semua isi yang telah dipelajari
dalam beberapa kali pelajaran itu.
d.
Pesintesis
Pesintesis
berfungsi untuk menunjukkan kaitan-kaitan diantara konsep,prosedur, atau
prinsip yang di ajarkan. Pesintesis sangat penting karena akan menunjukan
sejumlah keterkaitan dan hubungan antara konsep,prosedur, dan prinsip sehingga
dapat memudahkan pemahaman tentasuatu konsep, kebermaknaan dengan jalan
menunjukkan konteks suatu konsep, prosedur atau prisip pada bagian isi yang
lebih luas[4],
sekaligus juga dapat memberi pengaruh motivasional pada siswa[5].
Membuat cara dengan kaitan-kaitan
diantara pengetahuan yang baru dengan yang lama, yang telah dimiliki oleh
siswa, pesintesis juga berpeluang untuk meningatkan retensi.[6]
e.
Analogi
Analogi
dibuat untuk dapat memudahkan pemahaman terhadap pengetahuan yang baru dengan
cara membandingkannya dengan pengetahuan yang sudah dikenal oleh siswa.[7]
Analogi menggambarkan persamaan antara pengetahuan yng baru dengan pengetahuan
lain yang berada di luar cakupan pengetahuan yang sedang dipelajari. Disamping
itu, analogi dapat dipakai untuk
memperjelas suatu konsep, prosedur, prinsip, atau teori sehingga mudah dipahami
siswa.
f.
Pengaktifan
Strategi Kognitif
Strategi
kognitif adalah keterampilanyang diperlukan siswa untuk mengatur proses ketika
belajar, mengingat, dan berpikir. Siswa mampu mengingat informasi yang telah
diterima sebelumnya. Siswa dapat menyebutkan kembali ketika ditanya oleh guru.[8]
Strategi kognitif hendaknya diaktifkan selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran akan menjadi lebih efektif apabila guru mampu mendorong siswa,
baik secara sadar ataupun tidak, untuk menggunakan strategi kognitif yang
sesuai.
1)
Dengan merancang pembelajran sedemikian
rupa sehingga siswa dipaksa untuk menggunakannya. Cara ini disebut dengan embedded strategy. Dalam pelaksanaannya,
sering kali siswa menggunakannya secara tidak sadar.Embedded Strategy activator bisa berupa gambar atau diagram bahkan
pertanyaan-pertanyaan penuntun (adjunct_qustions)
juga dapat dipakai untuk memnuhi maksud ini, yaitu sebagai embedded strategy activator/
2)
Dengan menyuruh siswa menggunakannya.
Cara ini disebut dengan detached strategy.
Cara ini tepat dipakai apabila siswa sudah pernah belajar bagaimana
menggunakan strategi kognitif ini. contohnya, “sekarang buatlah diagram untuk menunjukkan proses yang baru saja
diajarkan!”, atau “pikirkan sebuah
analogi untuk memperjelas ide yang baru saja dibicarakan”.[9]
g.
Kontrol
Belajar
Menurut
Merrill, konsepsi mengenai kontrol belajar terkait dengan kebebasab siswa dalam
melakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi yang dipelajari, kecepatan
belajar, komponen pembelajaran yang ingin digunakan, dan strategi kognitif yang
ingin digunkan.[10]
2.
Model elaborasi
Teori elaborasi
dilandasi atas bebrapa prinsip yang menjadi dasar dalam melakukan
pengorganisasian isi pembelajaran. Menurut Degeng ada tujuh prinsip yang
menjadi teori elaborasi yaitu :
a.
Penyajian kerangka isi
b.
Elaborasi secara bertahap
c.
Bagian terpenting disajikan pertama kali
d.
Cakupan optimasi elaborasi
e.
Penyajian pensitensis secara bertahap
f.
Penyajian jenis pensitensis
g.
Tahapan pemberian rangkuman
Secara
umum prinsip-prinsip yang mendasarai model elaborasi adalah sebagai berikut :
a.
Prinsip pertama adalah penyajian
kerangka isi. Dalam teori elaborasi, penyajian kerangka isi ditempatkan pada
fase yang paling awal dari keseluruhan proses pembelajaran.
b.
Prinsip kedua adalah berkaitan dengan
tahapan dalam melakukan elaborasi isi pembelajaran. Elaborasi tahap pertama
akan mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam kerangka isi, elaborasi
tahapa kedua akan mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam elaborasi
tahap pertama, dan begitu seterusnya.
c.
Prinsip ketiga adalah berkaitan dengan
penekanan bahwa bagian yang pentinglah yang harus disajikan pertama kali. Guna
menentukan penting atau tidak suatu bagian ditentukn oleh sumbangannya untuk
memahami keselurhan isi bidang studi.
d.
Prinsip keempat berkaitan dengan
kedalaman dan keluasan elaborasi. Setiap elaborasi hendaknya dilakukan cukup
singkat agar konstruk (fakta,konsep, prinsip, atau prosedur) dapat diterima
dengan baik oleh siswa.
e.
Prinsip kelima berhubungan dengan
penyajian pensistensis. Penyajian pensitensis dilakukan secara bertahap, yaitu
setelah setiap kali melakukan elaborasi, secara khusus dimaksudkan untuk
menunjukkan hubungan diantara konstruk-konstruk yang lebih rinci yang baru
diajarkan, dan untuk menunjukkan konteks elaborasi dalam epitome.
f.
Prinsip keenam berhubungan dengan
penyajian jenis pesintesis. Pesintesis yang fungsinya sebagai pengait
satuan-satuan konsep, prosedur atau prinsip-prinsip hendaknya disesuaikan
dengan tipe isi bidang studi.
g.
Prinsip ketujuh pemberian rangkuman. Rangkuman
yang dimaksud untuk mengadakan tinjauan ulang mengenai isi bidang studi yang
sudah dipelajari dan hendaknya diberikan sebelum penyajian pesintesis.
C. STRATEGI PENGOGANISASIAN
PEMBELAJARAN MODEL ELABORASI
Reigeluth
mengklasifikasikan variabel metode pembelajaran tersebut dalam tiga kelompok,
yaitu (1)strategi pengorganisasian (2)strategi penyampaian(3)strategi
pengelolaan, Pembelajaran Elaborasi
(dari Reigeluth & Kim)
Disimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah metode mengajar yang memulai pengajaran dengan
memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak
abstrak[11]
Strategi pengorganisasian adalah
metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk
pengajaran. Mengorganisasikan mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan
isi, penataan isi, pembuatan diagram,format dan lainnya yang setingkat dengan
itu..
Strategi penyampaian adalah metode
untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa dan menerima serta merespons masukan
yang berasal dari siswa. Media pengajaran merupakan bidang kajian utama drai
strategi ini.
Sedangkan strategi pengelolaan
adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel metode
pengajaran lainnya, yakni variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian
isi pengajaran.
D. Model Elaborasi dengan metode
Instruksional
Sesuai
dengan model pembelajran Elaborasi, yang semuanya menggunakan metode
Instruksional. Metode instruksional merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, dan memberi contoh. Berikut ini akan diutarakan berbagai metode
Instruksional yang diterapkan didalam model pembelajran Elaborasi :
1.
Metode Ceramah (Lecture)
Metode
ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau metode dosen,
metode ini lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen, karena dosen memberikan
kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen
berhadapan dengan bnayak mahsiswa yang mengikuti perkuliahan. Metode ceramah
ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta, pada akhir perkuliahanditutup
dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa, namun demikian pada sekolah
tingkat lanjutan metode ceramah dapat dipergunakan oleh guru, dan metode ini
divariasi dengan metode lain.
2.
Metode Demonstrasi
Penggunaan
metode Demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat emiliki keahlian untuk
mendemonstrasikan penggunaan alat atau melakasanakan kegiatan tertentu seperti
kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersbut harus dimiliki
oleh guu dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi
kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh
guru. Metode demonstrasi ini snagat
efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan seperti : Bagaimana
prosesnya ? Terdiri dari unsur apa ?
3.
Metode Deduktif
Metode
deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran,
kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau ontoh-contohnya dalam
situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis kebentuk realitas atau
menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang
bersifat khusus.
4.
Meode Induktif
Metode
Induktif ini dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha
keras menemukan atau menyimpulkan prinsip-prinsip dasardari Pelajaran tersebut.[12]
BAB
III
KESIMPULAN
Menurut
Reigeluth bahwa Teori Elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajara dengan
dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana
menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks
yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi.
Elaborasi juga bermakna sebuah proses penambahan pengetahian yang berhubungan
pada informasi yang sedang dipelajari. Pembelajran Elaborasi adalah
pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah
ketahui sebelumnya. Elaborasi adalah mengorganisasikan item agar dapat diingat
dengan sesuatu yang lain, sepeti adegan, pemandangan, tempat, atau cerita.
Implikasi
dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu
sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan. Teori Elaborasi ini memberikan
penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak.
DAFTAR
PUSTAKA
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif,Putra Grafika Jakarta :2011.
Reigeluth, C.M.,Intruktional Design Theories and Models:An Overview of Their Current Status.
Lawrence Erlbaum Associates, New York : 1983
Ausubel, D.P. Educational Psychology: A cognitive View. Holt
Rienhart and Winston, New York:1968.
Keller,J.M. The
Systematic Process of Motivational Design.Performance
& Instruction. :1983.
Degeng, N.S.Ilmu Pembelajaran:Taksonomi Variabel.Dirjen
Dikti, Jakarta:1989
Rigney, J.W.Learning
Strategies: A Theoritical Perspective. Dalam H.F.,O-Niel, Jr (Ed):Learning Strategies.Academic Press, New
York: 1978
Merril, D.M.Hierarchial
and Information Processing Task Analysis: A Comparison. Journal of Instruktional Develoment:1979
Hamzah.Model Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara: 2011
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontriktivistik,
Gaung Persada Press, Jakarta:2008.
[1]Trianto,Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif,hal 21
[2] Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Made
Wena, hal.24
[3]
Reigelut, Intruktional Design Theories
and Models
[4] Ausubel,Educational
Psychology1968
[8]
Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivisme,
hal.34
[11]
Charles. M. Reigeluth, Scope
and Sequence Decisions for Quality Instruction, (U.S.A: Indiana University, 1998)
hal. 26
[12]
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan
Kontruktivisme, hal. 74